
"Kebahagian tertinggi dalam kehidupan adalah karena kita mencintai, mencintai diri sendiri atau bahkan selain diri kita"
The grreatest happiness of life is the conviction that we are loved; loved for ourserves, or rather,loved in spite of ourselves.
Victori Marie Hugo(26 Februari 1802-22 Mei 1885)
Penulis aliran romantisme pada abad ke-19 dan sering dianggap sebagai salah penyair terbesar perancis. karya-karyanya paling terkenal adalah Novel Les Miserables dan Notre-Dame de paris. Karya Puisinya yang dianggap sangat menonjol diantarannya adalah Les Contemplantions dan la Legende des siencles. walaupun sangat konservatif pada mudanya, pada usia tua, ia berpindah kealiran kiri.ia menjadi pendukung aliran republikanisme dan uni Eropa. Hasilnya karyanya menggambarkan hampir semua isu politik dan sosial, serta kecenrungan artistik pada zamannya.
dan kamupun bisa juga,asalkan kamu sungguh2 menarut minat dan harus juga mempunyai bahan untuk buat blog."Semangat juga yah"
1.berbagi pengetahuan,
2.mengembangkan kemampuan diri,
3.dan mencoba bijak dalm hidup dengan
pengetahuan tokoh2 dunia.(itulah tujuan utama
aku membuat blogspot ini)
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Julai 1922. Dia dibesarkan dalam keluarga yang cukup berantakan. Kedua ibu bapanya bercerai, dan ayahnya berkawin lagi. Selepas perceraian itu, saat habis SMA, Chairil mengikut ibunya ke Jakarta.
Semasa kecil di Medan, Chairil sangat rapat dengan neneknya. Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup Chairil. Dalam hidupnya yang amat jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat neneknya meninggal dunia. Chairil melukiskan kedukaan itu dalam sajak yang luar biasa pedih:
Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta
Umur Chairil memang pendek, 27 tahun. Tapi kependekan itu meninggalkan banyak hal bagi perkembangan kesusasteraan Indonesia. Malah dia menjadi contoh terbaik, untuk sikap yang tidak bersungguh-sungguh di dalam menggeluti kesenian. Sikap inilah yang membuat anaknya, Evawani Chairil Anwar, seorang notaris di Bekasi, harus meminta maaf, saat mengenang kematian ayahnya, di tahun 1999, “Saya minta maaf, karena kini saya hidup di suatu dunia yang bertentangan dengan dunia Chairil Anwar.”